Pages

04 September 2017

Metafisika



METAFISIKA
Etimologis: meta ta physika = sesudah fisika. Istilah Andronikos dari Rhodes untuk 14 buku Aristoteles yg ditempatkan sesudah fisika (8 buku). Aristoteles sendiri menyebut filsafat pertama (metafisika) dan filsafat kedua (fisika). Para filsuf prasokratis sdh berfilsafat, tp minat mereka terarah pd fisis, dunia pengamatan. Menurut Aristoteles hal yg fisis ini tdk tetap, kurang stabil, belum mencapai dasar terdalam krn terbatas pd keterangan fisik. Maka filsafat ini disebut Aristoteles dg filsafat kedua (fisis). Hrs dicari filsafat tertinggi yg tdk dpt diatasi lagi yg disebut dg filsafat pertama. Aristoteles menyusun filsafat pertama dg berangkat dari filsafat kedua. Maka Aristoteles mengusulkan cabang baru yaitu ta meta ta physika.
Filsafat tentang ta meta ta physika menurut Aristoteles berpusat pada to on hei on (a being as being): yang ada sejauh dia ada. Ada sebagai objek pemikiran, yang meliputi segala-galanya.
Maka ada tiga nama yang dipakai utk menunjuk hal yang sama: filsafat pertama, metafisika umum, ontologi. 
Karena meneliti dasar paling umum untuk segala-galanya, ontologi pantas disebut filsafat pertama. Namun ontologi telah mengandaikan semua bagian filsafat lainnya. 
Beragam arti metafisika:
  =upaya mengkarakterisasi realitas sbg keseluruhan.
  =usaha menyelidiki apakah hakikat yg berada di balik realitas.
  = (umum) pembahasan falsafati yg komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. 
Pembagian metafisika: Metafisika umum (ontologi) dan metafisika khusus yg meliputi: kosmologi, teologi metafisik, fils. Antropologi.
Metafisika Umum (Ontologi)  
Membahas segala sesuatu yg ada secara menyeluruh dg cara memisahkan eksistensi dari penampilan eksistensi itu.

Pertanyaan utama: apakah realitas yang tampak beraneka ragam itu pd hakekatnya satu atau tidak?

Tiga teori ontologis:

  =idealisme: ada sesungguhnya berada di dunia ide, yg tampak nyata dalam alam indrawi hanyalah bayangan dr yang sesungguhnya. Tokohnya Berkeley (1685-1753): satu-satunya realitas sesungguhnya ialah aku subjektif spiritual. I. Kant (1724-1804): objek pengalaman ialah yg ada dalam ruang dan waktu, penampilan dr yang tak punya eksistensi dan independen di luar pemikiran kita. Hegel (1770-1831): segala sesuatu yang ada adalah satu bentuk dr satu pikiran.
 
teori ontologis

=Materialisme: menolak hal yg tak kelihatan. Ada yang sesungguhnya adalah yg keberadaannya semata-mata material. Realitas ialah alam kebendaan. Leukippos dan Demokritos (460-370sM): realitas bukan hanya satu tapi banyak unsur yg tak dpt dibagi (atom). Hobbes (1588-1679): seluruh realitas ialah materi yg tak bergantung pada pikiran kita. L.A.Feuerbach (1804-1872): material adalah realitas sesungguhnya, manusia bagian dari alam meteri itu.

=Dualisme: tipe fundamental substansi adalah materi (secara fisis) dan mental (tdk kelihatan scr fisis). Hrs dibedakan dg monisme dan pluralisme (àteori ttg jumlah substansi).
 
Metode ontologi: pertanyaan ttg mengada ini muncul dari pemahaman tentang kenyataan konkret. Ontologi bergerak di antara dua kutub, antara pengalaman akan kenyataan konkret dan prapengertian mengada yang paling umum. Dalam refleksi ontologis kedua kutub itu saling menjelaskan. Atas dasar pengalaman tentang kenyataan akan semakin disadari dan dieksplisitkan arti dan hakekat mengada. Tapi prapemahaman ttg mengada semakin menyoroti pengalaman konkrit dan membuatnya terpahami sungguh2.
Jadi refleksi ontologis berbentuk suatu lingakaran hermeneutis antara pengalaman dan mengada.
 Metafisika Khusus: Kosmologi

Kosmologi: (kosmos=dunia/ketertiban, logos=kata, ilmu) percakapan ttg alam/ketertiban paling fundamental dr seluruh realitas.

  àMemandang alam sbg totalitas dr fenomena. Yg disoroti: ruang dan waktu, perubahan, kebutuhan, keabadian dg metode rasional.

Teologi metafisik: dikenal dg theodicea yg membahas kepercayaan pd Allah di tengah realitas kejahatan yg merajalela di dunia.

  àMembahas eksistensi Allah lepas dari kepercayaan agama. Beberapa tokoh Anselmus, Descartes, Thomas Aquinas, I.Kant membuktikan Allah ada dg bukti rasional sbb:

  =argumen ontologis: semua manusia punya ide ttg Allah. Realitas lebih sempurna dr ide. Tuhan pasti ada dan realitas adanya pasti lebih sempurna dr ide manusia ttg Tuhan.
 

Metafisika Khusus: Teologi Metafisik
         -Argumen kosmologis: setiap akibat pasti punya sebab. Dunia (kosmos) adalah akibat. Penyebab adanya dunia ialah Tuhan.
-Argumen teleologis: Segala sesuatu ada tujuannya. Seluruh realitas tidak terjadi dengan sendirinya. Pengatur tujuan adalah Tuhan.

-Argumen moral:Manusia bermoral karena dpt membedakan yang baik dan buruk. Dasar dan sumber moralitas adalah Allah.

Filsafat Stoa: panteistissegala sesuatu dijadikan oleh kekuatan ilahi/kekuatan alam. Spinoza melihat segala sesuatu yang ada adalah Allah. Skeptisisme sebaliknya meragukan adanya Allah.

David Hume: Tidak ada bukti yang benar-benar sahih yang membuktikan Allah ada. Hume menolak Allah dan kebenaran agama.

Feuerbach: religi tercipta oleh hakekat manusia sendiri, yakni egoisme.
         •L. Feuerbach: religi tercipta oleh hakikat manusia sendiri. Allah adalah gambaran keinginan manusia. Allah tak lain dari apa yang diinginkan manusia.
F. Nietzche: Konsep Allah dalam agama kristen adalah buruk, karena Allah dianggap sbg Allah yang lemah. Ia berkesimpulan Allah itu sudah mati.
Sigmund Freund: tiga fungsi Allah yang utama, yaitu a) penguasa alam, b) agama mendamaikan manusia dengan nasibnya yg mengerikan, c) Allah menjaga agar ketentuan/peraturan budaya dilaksanakan.
 METAFISIKA KHUSUS: FILSAFAT ANTROPOLOGI
Pendapat tokoh ttg manusia:

Pythagoras: ajaran keabadian jiwa manusia dan perpindahannya ke dlm jasad hewan bila manusia telah mati. Perpindahan jiwa merupakan proses penyucian jiwa.

Demokritos: manusia adalah materi. Jiwa pun adalah materi yg terdiri dr atom2 khusus.

Plato: manusia terdiri dr tubuh dan jiwa. Tubuh adalah musuh jiwa. Krn tubuh penuh kejahatan dan jiwa ada dlm tubuh, maka tubuh adalah penjara jiwa.
Manfaat kompetensi bermetafisika
Mampu membaca masalah scr komprehensif.
Menemukan problem melebihi masalah teknis dan praktis.
Mampu merumuskan prinsip, nilai dan makna scr mendasar.
Mampu menyusun sintesa scr logis dan koheren.
Mampu mengartikulasi scr gamblang pengalaman yg tdk bs dijelaskan dg bhs sehari-hari.
 

Cabang-Cabang Filsafat


Ini adalah hasil mindmap mengenai cabang-cabang filsafat dari kelompok kami, Aristoteles